Infolinks In Text Ads

Jenis Tindakan Forceps

Berdasarkan pada jauhnya turun kepala, dapat dibedakan  beberapa macam tindakan ekstraksi forceps, antara lain:

          1. Forceps rendah

Dilakukan setelah kepala bayi mencapai H IV, kepala bayi mendorong perineum, forceps dilakukan dengan ringan disebut outlet forceps.

          2. Forceps tengah

 Pada kedudukan kepala antara H II atau H III, salah satu bentuk forceps tengah adalah forceps percobaan untuk membuktikan disproporsi panggul dan kepala. Bila aplikasi dan tarikan forceps berat membuktikan terdapat disproporsi kepala panggul . Forceps percobaan dapat diganti dengan ekstraksi vaccum.

          3. Forceps tinggi

Dilakukan pada kedudukan kepala diantara H I atau H II, forceps tinggi sudah diganti dengan seksio cesaria.

       ( Manuaba,1998: 348)


Indikasi

            Indikasi pertolongan ekstraksi forceps adalah

1. Indikasi ibu

Ruptura uteri mengancam, artinya lingkaran retraksi patologik band sudah setinggi 3 jari dibawah pusat, sedang kepala sudah turun sampai H III- H IV.

Adanya oedema pada vagina atau vulva. Adanya oedema pada jalan lahir artinya partus sudah berlangsung lama.

Adanya tanda-tanda infeksi, seperti suhu badan meninggi, lochia berbau.

Eklamsi yang mengancam

Indikasi pinard, yaitu kepala sudah di H IV,  pembukaan cervix lengkap, ketuban sudah pecah atau  2jam mengedan janin belum lahir juga

Pada ibu-ibu yang tidak boleh mengedan lama, misal  Ibu dengan decompensasi kordis , ibu dengan Koch pulmonum berat, ibu dengan anemi berat (Hb 6 gr % atau kurang),  pre eklamsi berat,  ibu dengan asma broncial.

Partus tidak maju-maju

Ibu-ibu yang sudah kehabisan tenaga.

         2. Indikasi janin

             Gawat janin

             Tanda-tanda gawat janin antara lain :

             Cortonen menjadi cepat takhikardi 160 kali per menit dan tidak teratur, DJJ menjadi lambat bradhikardi 160 kali per menit dan tidak teratur, adanya mekonium (pada janin letak kepala)

  Prolapsus funikulli, walaupun keadaan anak masih baik

              (Rustam Muchtar,1995: 84-85)



Syarat

            Syarat-syarat untuk dapat melakukan ekstrasksi forceps antara lain:

              1. Pembukaan lengkap

              2. Selaput ketuban telah pecah atau dipecahkan

        3. Presentasi kepala dan ukuran kepala cukup cunam

        4. Tidak ada kesempitan panggul

        5. Anak hidup termasuk keadaan gawat janin

        6. Penurunan H III atau H III- H IV ( puskesmas H IV atau dasar panggul)

        7. Kontraksi baik

        8. Ibu tidak gelisah atau kooperatif                                    

 ( Bari Abdul, 2001: 502)

Kontra Indikasi

            Kontra indikasi dari ekstraksi forceps meliputi

    Janin sudah lama mati sehingga sudah tidak bulat dan keras lagi sehingga kepala sulit dipegang oleh forceps

    Anencephalus

    Adanya disproporsi cepalo pelvik

    Kepala masih tinggi

    Pembukaan belum lengkap

    Pasien bekas operasi vesiko vagina fistel

    Jika lingkaran kontraksi patologi  bandl sudah setinggi pusat atau lebih

(Muchtar Rustam, 1995: 85)



Komplikasi

              Komplikasi atau penyulit ekstraksi forceps adalah sebagai berikut

          1. Komplikasi langsung akibat aplikasi forceps dibagi menjadi

Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dapat berupa:

Perdarahan yang dapat disebabkan karena atonia uteri, retensio plasenta serta trauma jalan lahir yang meliputi  ruptura uteri, ruptura cervix, robekan forniks, kolpoforeksis, robekan vagina, hematoma luas, robekan perineum.

 Infeksi yang terjadi karena sudah terdapat sebelumnya, aplikasi alat menimbulkan infeksi, plasenta rest atau membran bersifat asing yang dapat memudahkan infeksi dan menyebabkan sub involusi uteri serta saat melakukan pemeriksaan dalam

   Komplikasi segera pada bayi

Asfiksia karena terlalu lama di dasar panggul sehingga  terjadi rangsangan pernafasan menyebabkan aspirasi lendir dan air ketuban. Dan jepitan langsung forceps yang menimbulkan perdarahan intra kranial, edema intra kranial, kerusakan pusat vital di medula oblongata atau trauma langsung jaringan  otak.

              Infeksi oleh karena infeksi pada ibu menjalar ke bayi

Trauma langsung forceps yaitu fraktura tulang kepala dislokasi sutura tulang kepala; kerusakan pusat vital di medula oblongata; trauma langsung pada mata, telinga dan hidung; trauma langsung pada persendian tulang leher; gangguan fleksus brachialis atau paralisis Erb, kerusakan saraf trigeminus dan fasialis serta hematoma pada daerah tertekan.

          2. Komplikasi kemudian atau terlambat

              Komplikasi pada ibu

Perdarahan yang disebabkan oleh plasenta rest, atonia uteri sekunder serta jahitan robekan jalan lahir yang terlepas.

              Infeksi

              Penyebaran infeksi makin luas

              Trauma jalan lahir yaitu terjadinya fistula vesiko vaginal, terjadinya fistula rekto vaginal dan terjadinya fistula utero vaginal.

Komplikasi terlambat pada bayi dalam bentuk:

              Trauma ekstraksi forceps dapat menyebabkan cacat karena aplikasi forceps

              Infeksi yang berkembang menjadi sepsis yang dapat menyebabkan kematian serta encefalitis sampai meningitis.

Gangguan susunan saraf pusat

              Trauma langsung pada saraf pusat dapat menimbulkan gangguan intelektual.

              Gangguan pendengaran dan keseimbangan.



Perawatan Setelah Ekstraksi Forceps

Pada prinsipnya tidak berbeda dengan perawatan post partum biasa, hanya memerlukan perhatian dan observasi yang lebih ketat, karena kemungkinan terjadi trias komplikasi lebih besar yaitu perdarahan robekan jalan lahir dan infeksi.Oleh karena itu perawatan setelah ekstraksi forceps memerlukan profilaksis pemberian infus sampai tercapai keadaan stabil, pemberian uterotonika sehingga kontraksi rahim menjadi kuat dan pemberian anti biotika untuk menghindari infeksi. ( Manuaba, 1998: 253)

0 comments:

Posting Komentar