Infolinks In Text Ads

Diagnosis osteoporosis

Diagnosis osteoporosis umumnya secara klinis sulit dinilai, karena tidak ada rasa nyeri pada tulang saat osteoporosis terjadi walau osteoporosis lanjut. Khususnya pada wanita-wanita menopause dan pasca menopause, rasa nyeri di daerah tulang dan sendi dihubungkan dengan adanya nyeri akibat defisiensi estrogen. Masalah rasa nyeri jaringan lunak (wallaca tahun1981) yang menyatakan rasa nyeri timbul setelah bekerja, memakai baju, pekerjaan rumah tangga, taman dll. Jadi secara anamnesa mendiagnosis osteoporosis hanya dari tanda sekunder yang menunjang terjadinya osteoporosis seperti :

-          Tinggi badan yang makin menurun.

-          Obat-obatan yang diminum.

-          Penyakit-penyakit yang diderita selama masa reproduksi, klimakterium.

-          Jumlah kehamilan dan menyusui.

-          Bagaimana keadaan haid selama masa reproduksi.

-          Apakah sering beraktivitas di luar rumah , sering mendapat paparan matahari cukup.

-          Apakah sering minum susu? Asupan kalsium lainnya.

-          Apakah sering merokok, minum alkohol?


Pemeriksaan Fisik
Tinggi badan dan berat badan harus diukur pada setiap penderita osteoporosis. Demikian juga gaya berjalan penderita osteoporosis, deformitas tulang, nyeri spinal. Penderita dengan osteoporosis sering menunjukkan kifosis dorsal atau gibbus dan penurunan tinggi badan.

-

Pemeriksaan Radiologis
Gambaran radiologik yang khas pada osteoporosis adalah penipisan korteks dan daerah trabekuler yang lebih lusen. Hal ini akan tampak pada tulang-tulang vertebra yang memberikan gambaran picture-frame vertebra.

-

Pemeriksaan Densitas Massa tulang (Densitometri)

Densitas massa tulang berhubungan dengan kekuatan tulang dan resiko fraktur . untuk menilai hasil pemeriksaan Densitometri tulang, digunakan kriteria kelompok kerja WHO, yaitu:

    Normal bila densitas massa tulang di atas -1 SD rata-rata nilai densitas massa tulang orang dewasa muda (T-score)
    Osteopenia bila densitas massa tulang diantara -1 SD dan -2,5 SD dari T-score.
    Osteoporosis bila densitas massa tulang -2,5 SD T-score atau kurang.
    Osteoporosis berat yaitu osteoporosis yang disertai adanya fraktur.

0 comments:

Posting Komentar